Sidoarjo - Penerapan Standar Nasional Industri
(SNI) terhadap industri sepeda dinilai merupakan salah satu alternative jitu
untuk meredam serbuan sepeda impor dari China.
Wakil Menteri Perindustrian Alex W. Retraubun
mengatakan dari sisi konsumen penerap SNI itu juga dapat meningkatkan
keselamatan dan kenyamanan bagi pengendara sepeda.
“Meski Indonesia terikat kesepakatan dalam ACFTA
[ASEAN China Free Trade Area], pemberlakuan SNI sepeda dapat mengurangi
masuknya sepeda-sepeda impor kelas murahan,” ujarnya di sela-sela kunjungan ke
industri sepeda merek Polygon di Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu kemarin.
SNI, kata Alex, bukanlah bentuk larangan impor.
Tapi sedikit memproteksi masuknya barang-barang kelas ‘sampah’. “Masak kita
[Indonesia] hanya dijadikan pasar barang-barang ‘sampah’, abal-abal. Ya
janganlah.”
Alex tidak menyebut data secara rinci mengenai
volume importasi sepeda yang selama ini masuk ke Indonesia, termasuk dari
China. “Waah…kalau data tidak ingat saya.”
Dia mengatakan pemberlakuan SNI wajib bagi sepeda
seharusnya dapat dimanfaatkan oleh produsen sepeda nasional. Karena dengan SNI
tersebut jumlah sepeda impor mutu rendahan akan merosot.
“Ini sebenarnya kesempatan bagi produsen sepeda
nasional untuk mengisi pasar yang lowong dengan meningkatkan produksinya.”
Apalagi sekarang ini kesadaran masyarakat
bersepeda terus meningkat sejalan dengan membaiknya ekonomi masyarakat dan
kesadaran untuk hidup sehat dengan bersepeda.
“Di mana-mana, mulai kota-kota besar hingga
pelosok kabupaten pada rame-rame fun bike. Baguslah.”
Sumber Bisnis menyebutkan industri sepeda
nasional selama ini ada tiga, dengan menghasilkan sepeda merek Polygon, Wim
Cycle dan United.
Kapassitas produksinya masing-masing sekitar
600.000 unit, 1,2 juta unit dan 750.00 unit per tahun.
Ronny Liyanto, Direktur pemasaran PT Insera Sena,
produsen sepeda merek Polygon menyatakan kesiapannya untuk menangkap peluang
tersebut.
Salah satu bentuk kesiapan tersebut adalah dengan
dibangunnya pabrik sepeda baru dengan kapasitas 600.000 unit per tahun juga di
Sidoarho yang akan dioperasikan pasca lebaran nanti.
Ekspansi ini dilakukan karena industry di pabrik
lama tingkat utilisasinya sudah mencapai 100%. Bahkan ekspor yang selama ini
mencapai 70% dari total produksi 600.000 unit per tahun terpaksa direm karena
takut tidak bisa memenuhi jadwal waktu pesanan. “Takut kena klaim.”
Pasar dalam negeri sendiri, kata ia, selama ini
sudah cukup bagus dengan pertumbuhan rata-rata 20% per tahun. ”Dengan
berlakunya SNI wajib untuk sepeda sangat dimungkinkan pertumbuhan poasar dalam
negeri akan semakin bagus.”
0 comments:
Post a Comment