Monday, 16 February 2015

Meredam serbuan sepeda impor China dengan SNI


Sidoarjo - Penerapan Standar Nasional Industri (SNI) terhadap industri sepeda dinilai merupakan salah satu alternative jitu untuk meredam serbuan sepeda impor dari China.
Wakil Menteri Perindustrian Alex W. Retraubun mengatakan dari sisi konsumen penerap SNI itu juga dapat meningkatkan keselamatan dan kenyamanan bagi pengendara sepeda.
“Meski Indonesia terikat kesepakatan dalam ACFTA [ASEAN China Free Trade Area], pemberlakuan SNI sepeda dapat mengurangi masuknya sepeda-sepeda impor kelas murahan,” ujarnya di sela-sela kunjungan ke industri sepeda merek Polygon di Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu kemarin.
SNI, kata Alex, bukanlah bentuk larangan impor. Tapi sedikit memproteksi masuknya barang-barang kelas ‘sampah’. “Masak kita [Indonesia] hanya dijadikan pasar barang-barang ‘sampah’, abal-abal. Ya janganlah.”
Alex tidak menyebut data secara rinci mengenai volume importasi sepeda yang selama ini masuk ke Indonesia, termasuk dari China. “Waah…kalau data tidak ingat saya.”
Dia mengatakan pemberlakuan SNI wajib bagi sepeda seharusnya dapat dimanfaatkan oleh produsen sepeda nasional. Karena dengan SNI tersebut jumlah sepeda impor mutu rendahan akan merosot.
“Ini sebenarnya kesempatan bagi produsen sepeda nasional untuk mengisi pasar yang lowong dengan meningkatkan produksinya.”
Apalagi sekarang ini kesadaran masyarakat bersepeda terus meningkat sejalan dengan membaiknya ekonomi masyarakat dan kesadaran untuk hidup sehat dengan bersepeda.
“Di mana-mana, mulai kota-kota besar hingga pelosok kabupaten pada rame-rame fun bike. Baguslah.”
Sumber Bisnis menyebutkan industri sepeda nasional selama ini ada tiga, dengan menghasilkan sepeda merek Polygon, Wim Cycle dan United.
Kapassitas produksinya masing-masing sekitar 600.000 unit, 1,2 juta unit dan 750.00 unit per tahun.
Ronny Liyanto, Direktur pemasaran PT Insera Sena, produsen sepeda merek Polygon menyatakan kesiapannya untuk menangkap peluang tersebut.
Salah satu bentuk kesiapan tersebut adalah dengan dibangunnya pabrik sepeda baru dengan kapasitas 600.000 unit per tahun juga di Sidoarho yang akan dioperasikan pasca lebaran nanti.
Ekspansi ini dilakukan karena industry di pabrik lama tingkat utilisasinya sudah mencapai 100%. Bahkan ekspor yang selama ini mencapai 70% dari total produksi 600.000 unit per tahun terpaksa direm karena takut tidak bisa memenuhi jadwal waktu pesanan. “Takut kena klaim.”
Pasar dalam negeri sendiri, kata ia, selama ini sudah cukup bagus dengan pertumbuhan rata-rata 20% per tahun. ”Dengan berlakunya SNI wajib untuk sepeda sangat dimungkinkan pertumbuhan poasar dalam negeri akan semakin bagus.”

0 comments:

Post a Comment