Waspada Menggunakan Bahan Plastik Berbahaya!
Sebelum
saya membaca artikel dari majalah, saya kurang memperhatikan jenis-jenis bahan
plastik yang saya gunakan, terutama untuk wadah makanan atau minuman. Bahan
plastik yang kadang digunakan ternyata ada yang sangat berbahaya.
Padahal sebelumnya, botol plastik
tempat minuman ringan seperti teh atau cola yang sudah habis, kadang saya gunakan
lagi sebagai wadah air putih. Faktor instan dan malas bolak-balik ke dapur
kantor, membuat saya lebih senang memilih wadah botol.
Penggunaan plastik sangat luas
karena praktis, kuat, tahan lama, ringan, dan dapat dibentuk apa saja.
Masyarakat umum lebih mengenal polimer dengan nama plastik. penggunaan polimer
dalam kemasan makanan sebenarnya cukup aman asal memperhatikan jenis-jenisnya
dan cara-cara penggunaannya.
Bahan dasar plastik atau polimer
sebenarnya dari produk samping proses cracking minyak bumi yang setelah melalui
proses polimerisasi menghasilkan polimer. Biasanya berbentuk bubuk putih.
Setelah proses lebih lanjut akan dihasilkan produk jadi plastik..
Jadi, jika kita berhemat menggunakan
plastik, kita juga berhemat menggunakan bahan energi yang tidak terbarukan itu.
Apalagi, saat ini krisis energi semakin menggila.
Selain tidak dapat diperbarui,
proses pembuatan plastik membutuhkan biaya yang ternyata cukup besar. Limbah
plastik pun menjadi bahan pencemar tercepat bumi yang kita cintai ini. Plastik
tidak dapat terurai dalam jangka waktu seribu tahun kemudian.
Bahan kimia yang terkandung dalam
plastik itulah yang sangat membahayakan kesehatan bagi manusia. Salah satu
bahan kimia yang paling berbahaya adalah Bisphenol A (BPA). Bahan ini mampu merangsang
pertumbuhan sel kanker atau memperbesar risiko keguguran kandungan. Ihhhhhhh……
sangat mengerikan.
Risiko gangguan kesehatan yang
dibawa bahan plastik sangat berdampak bagi kesehatan anak-anak, karena organ
tubuh mereka masih sangat lemah. Apalagi, sistem kekebalan tubuhnya juga masih
belum sempurna.
Padahal, sejak lahir, tubuh sang
bayi kadang telah dicecoki kandungan kimia plastik, baik dari penggunaan botol
dot maupun penggunaan wadah makanan lainnya. Paparan kandungan kimia bahan
plastik ke dalam tubuh ini yang harus diwaspadai.
Dilihat dari sifatnya, plastik
dibagi menjadi termoplastik dan termoset. Termoplastik mempunyai sifat, jika
dipanaskan akan menjadi plastis dan jika terus dipanaskan sampai suhu lebih
dari 200º C bisa mencair. Bila temperature kemudian diturunkan (didinginkan),
material plastik akan mengeras dan dapat dibentuk kembali.
Termoset setelah diproses menjadi
produk tidak dapat kembali seperti bentuk semula. Jika diumpamakan dengan
makanan, termoplastik seperti coklat yang dapat mencair dan mengeras berulang
kali dan tetap saja kita akan mendapatkan coklat, sedangkan termoset seperti
biskuit yang sekali dicetak tidak dapat kembali ke bentuknya lagi.
Sebagai konsumen, kita pantas
mendapat perlindungan kualitas. Tetapi kita juga patut melakukan identifikasi
sendiri terhadap jenis bahan plastik yang digunakan. Setiap perusahaan umumnya
telah memiliki standar perlindungan konsumen dengan mencantumkan jenis bahan
plastik yang digunakan pada wadah makanan atau minuman yang diproduksinya.
Standar ini telah dikembangkan oleh
asosiasi industri plastik di Amerika Serikat dengan melakukan pengkodean jenis
plastik. Kode yang mengacu standar AS ini biasanya ada di bagian bawah wadah
plastik berupa cetakan timbul bergambar panah yang membentuk segitiga dengan
sebuah angka di dalamnya. Angka ini menunjukkan jenis plastik dan
penggunaannya.
Di bawah panah yang membentuk
segitiga itu, kadang dicantumkan inisial kandungan kimianya. Mari kita
perhatikan jenis palstik dan penggunaannya:
Kode 1 bertuliskan PET atau PETE
PET atau PETE (Polyethylene terephthalate) sering digunakan sebagai botol minuman, minyak goreng, kecap, sambal, obat, maupun kosmetik. Plastik jenis ini tidak boleh digunakan berulang-ulang atau hanya sekali pakai. Habiskan segera isinya, jika tutup wadah telah dibuka. Semakin lama wadah terbuka, maka kandungan kimia yang terlarut semakin banyak.
PET atau PETE (Polyethylene terephthalate) sering digunakan sebagai botol minuman, minyak goreng, kecap, sambal, obat, maupun kosmetik. Plastik jenis ini tidak boleh digunakan berulang-ulang atau hanya sekali pakai. Habiskan segera isinya, jika tutup wadah telah dibuka. Semakin lama wadah terbuka, maka kandungan kimia yang terlarut semakin banyak.
Kode 2 Bertuliskan HDPE
HDPE atau High Density Polyethylene
banyak ditemukan sebagai kemasan makanan dan obat yang tidak tembus pandang.
Plastik jenis ini digunakan untuk botol kosmetik, obat, minuman, tutup plastik,
jeriken pelumas, dan cairan kimia.
Kode 3 Bertuliskan PVC
PVC atau Polyvinyl Chloride (PVC)
sering digunakan pada mainan anak, bahan bangunan, dan kemasan untuk produk
bukan makanan. PVC dianggap sebagai jenis plastik yang paling berbahaya.
Beberapa negara Eropa bahkan sudah melarang penggunaan PVC untuk bahan mainan
anak di bawah tiga tahun.
Kode 4 Bertuliskan LDPE
LDPE atau Low Density Polyethylene
(LDPE) sering digunakan untuk membungkus, misalnya sayuran, daging beku,
kantong/tas kresek
Kode 5 Bertuliskan PP
PP atau Polypropylene sering digunakan sebagai kemasan makanan, minuman, dan botol bayi menggunakan plastik jenis ini.
PP atau Polypropylene sering digunakan sebagai kemasan makanan, minuman, dan botol bayi menggunakan plastik jenis ini.
Kode 6 Bertuliskan PS
PS atau Polystyrene termasuk kemasan
sekali pakai. Contohnya gelas dan pakai makanan styrofoam, sendok, dan garpu
plastik, yang biasa ada pada kotak makanan. Kotak CD juga mengandung
Polystyrene. Kandungan bahan kimia plastik jenis ini berbahaya bagi kesehatan.
Jika makanan berminyak dipanaskan dalam wadah ini, styrene dari kemasan
langsung berpindah ke makanan.
Kode 7 Bertuliskan PC
PC atau Polycarbonate digunakan
untuk botol galon air minum, botol susu bayi, melamin untuk gelas, piring,
mangkuk alat makanan. Salah satu bahan perlengkapan makanan dan minuman yang
sering digunakan adalah melamin yang tergolong jenis plastik termoset. Plastik
jenis ini tergolong dalam “food grade” dan dapat digunakan sampai 140º C.
Saat ini beredar perlengkapan
makanan melamin palsu yang biasanya dijual dengan harga 10 ribu 3, dibuat dari
bahan urea formaldehyde yang mengandung formalin kadar tinggi, yang tidak tahan
panas dan dapat mengeluarkan formalin yang dapat mengkontaminasi makanan.
Untuk membedakan melamin palsu
dengan yang asli dapat dilihat dari tekstur permukaannya di bawah cahaya lampu,
yang palsu biasanya bergelombang sedangkan yang asli tidak, dan jika direbus
yang palsu akan berubah bentuk dan warnanya menjadi kekuningan.
Kategori 8 untuk jenis
lainnya
Kategori ini mencakup semua jenis
plastik yang tidak termasuk dalam keenam kategori di atas. Namun, bukan berarti
plastik jenis ini aman sebagai wadah makanan, karena di dalam kategori ini
termasuk polycarbonate yang dapat melepaskan BPA.
Di dalam kategori ini juga ada
bioplastik yang terbuat dari tepung jagung, kentang, atau tebu. Bioplastik aman
sebagai kemasan makanan dan ia pun dapat terurai secara biologis. Untuk jenis
ini, pastikan bahannya tidak mengandung Polycarbonate.
Kalau harus mengonsumsi makanan dari
kemasan plastik berkode 1,3,6,dan 8 yang kita tidak yakin kandungannya, maka
gunakan sesuai anjuran. Misalnya tidak menggunakan botol PET yang dibuat sekali
pakai atau memanaskan makanan di wadah plastik yang tidak untuk keperluan itu.
Hampir di semua negara pemakian
material plastik untuk kebutuhan manusia mengacu pada standar, seperti di
Indonesia standar yang digunakan adalah SNI (Standar Nasional Indonesia).
Beberapa produk plastik yang sudah memiliki SNI yaitu PVC, botol untuk air
dalam kemasan dan tahun ini akan keluar SNI untuk melamin dan polystyrene.
Pilihan lain yang relatif aman
sebagai alat makanan dan minuman adalah gelas (kaca) atau keramik. Kalau takut
pecah, gunakan saja alat stainless steel. Dengan menghemat pemakaian plastik,
selain meminimalkan risiko gangguan kesehatan, kita juga mengurangi limbah yang
sulit terurai hingga 1.000 tahun.
Pemerintah Cina telah melarang
penggunaan tas plastik mulai 1 Juni 2008. Pelarangan ini bertujuan menekan
polusi dan menyelamatkan sumber daya alam. Plastik dengan ketebalan 0,025
milimeter menjadi target pelarangan penggunaan bahan plastik. Pusat
perbelanjaan di Cina sudah tidak menggunakan tas plastik sebagai kemasan barang
belanja. Pengunjung harus membawa sendiri tas untuk menampung belanjaan.
Jika dibandingkan dengan tas yang
terbuat dari kertas, penguraian limbah sangat jauh berbeda. Tas yang terbuat
dari plastik terurai 1.000 tahun, sedangkan tas kertas terurai dalam jangka
waktu satu bulan.
Dari segi bobot, untuk 2.000 tas
plastik setebal 0,025 milimeter berbobot 13,6 kilogram dan tas kertas hanya 127
kilogram. Memang material yang dibutuhkan untuk membuat satu ton tas kertas
dibutuhkan sedikitnya 13-17 pohon. Dengan bobot yang sama, minyak yang
dibutuhkan untuk memproduksi tas plastik mencapai 11 barrel minyak.
Produksi energi untuk menghasilkan
tas plastik 594 British Termal Unit (BTU) dan tas kertas 2.511 BTU. Tetapi
tingkat daur ulang plastik satu persen dan tas kertas 20 persen.
0 comments:
Post a Comment